Monday, 1 January 2018

Manajemen Biaya Resume Bab 2

BAB 2 :
Implementasi Strategi :Rantai Nilai, Kartu Skor Berimbang, dan Peta Strategi
            Untuk menentukan kesuksesan suatu perusahaan biasanya melakukan analisis SWOT dengan menggunakan analisisi ini dapat mengidentifikasi kekurangan dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Kekuatan dan kelemahan paling mudah diidentifikasi dengan cara melihat sumber daya spesifik yang ada dalam perusahaan:
·         Lini produk
·         Manajemen
·         Penelitian dan pengembangan
·         Operasi
·         Pemasaran
·         Strategi
Peluang dan ancamancara melakukan  paling mudah diidentifikasi dengan analisis terhadap industry dan competitor perusahaan seperti,
·         Hambatan untuk masuk
·         Intensitas kompetisi diantara competitor
·         Tekanan dari produk pengganti
·         Kekuatan posisi tawar pelanggan
·         Kekuatan posisi tawar pemasok
Analisisi  SWOT juga merupakan alat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, dan mungkin juga sebagai konsensus di antara manajer mengenai faktor-faktor yang sangat penting bagi kesuksesan perusahaan. Berikut merupakan faktor-faktor penentu kesuksesan,
Faktor keuangan
ü  Profitabilitas    : pengukuran laba dari operasi, tren laba.
ü  Likuiditas   : mengukur arus kas, tren arus kas, penutupan bunga, perputaran aktiva, piutang perputaran persediaan, dan perputaran piutang.
ü  Penjualan        : mengukur tingkat penjualan pada kelompok produk utama, tren penjualan, presentasi penjualan produk, keakuratan ramalan penjualan.
ü  Nilai pasar        : mengukur harga saham.
Faktor pelanggan
ü  Kepuasan pelanggan                    : retur dan keluaran dari pelanggan, survey pelanggan.
ü  Dealer dan distributor             : cakupan wilayah serta kekuatan hubungan saluran distribusi antara penjual dan distributor.
ü  Pemasaran dan penjualan       : tren kinerja penjualan, pelatihan, aktivitas riset pemasaran diukur berdasarkan jam atau mata uang.
ü  Ketepatan pengiriman            : kinerja pengiriman yang tepat waktu, waktu mulai saat diterima pesanan sampai diterima pelanggan.
ü  Kualitas                                         : keluhan pelanggan, beban garansi.
Proses bisnis internal
ü  Kualitas                       : jumlah barang cacat, jumlah retur, survey pelanggan, jumlah sisa bahan, jumlah pengerjaan ulang, laporan layanan dilapangan,klaim garansi, produk cacat dari penjual.
ü  Produktivitas                : waktu siklus (mulai dari bahan baku hingga menjadi barang jadi), efisisensi tenaga kerja, efisiensi mesin, jumlah pemborosan, pengerjaan ulang dan sisa bahan.
ü  Fleksibilitas                 : waktu persiapan, waktu siklus.
ü  Kesiapan peralatan      : waktu turun mesin, pengalaman dari petugas, kapasitas mesin, , aktivitas pemeliharaan.
ü  Keamanan                   : jumlah kecelakaan, dampak kecelakaan.
Pembelajaran dan inovasi
ü  Inovasi produk                        : jumlah perubahan desain, jumlah hak paten atau hak cipta baru, keterampilan dari staf penelitian dan pengembangan.
ü  Ketepatan produk baru           : jumlah hari lebih atau kurang dari tanggal pengiriman yang diumumkan.
ü  Pengembangan keterampilan  : jumlah jam pelatihan, jumlah perbaikan kinerja keterampilan.
ü  Moral karyawan                      : tingkat perputaran karyawan, jumlah keluhan, survei karyawan.
ü  Kompetisi                                : tingkat perputaran, pelatihan, pengalaman, kemampuan adaptasi, ukuran kinerja keuangan dan operasi.

Faktor laninnya

ü  Hubungan dengan pemerintah : jumlah pelanggaran, aktivitas pelayanan masyarakat dan masyarakat.

 Cenderung terkait dengan kinerja operasional dan mutu. Sedangkan untuk perusahaan yang terdiferensiasi, mungkin lebih berfokus pada pelanggan atau inovasi.






            Karena pelaksanaan sangat penting dalam mengimplementasikan strategi, manajer harus mengetahui bagian strategi perusahaandan CSF-nya yang diimplementasikan pada ,masing-masing dan setiap tahap operasi perusahaan. Dengan kata lain, manajer harus mengimplementasikan strategi perusahaan mereka pada tingkat terperinci dari operasi perusahaan.
            Analisis rantai nilai merupakan alat untuk mencapai tingkat analisis yang terperinci ini. Analisis rantai nilai adalah alat analisis strategi yang digunakan untuk lebih memahami keunggulan kompetitif perusahaan, mengidentifikasi dimana nilai bagi pelanggan dapat ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih memahami hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan lainnya dalam industry yang sama.
            Istilah rantai nilai (chain value) digunakan karena setiap aktivitas dimaksudkan untuk menambah nilai pada produk atau jasa bagi pelanggan. Rantai nilai dapat dioperasikan melaui tiga fase, secara berurutan : (1) hulu,(2) operasi,(3) hilir.penentuan bagian atau bagian-bagian mana dari rantai nilai untuk ditempati adalah analisis strategis berdasarkan pertimbangan keunggulan kompetitif dari masing-masing perusahaan, yaitu dimana perusahaan dapat menyediakan nilai terbaik pada konsumen akhir pada biaya yang serendah mungkin. Dengan demikian, setiap perusahaan menempatkan dirinya pada satu atau lebih bagian dari rantai nilai berdasarkan analisis strategi dari keunggulan kompetitifnya.


            Analisi rantai nilai mempunya dua langkah:
Langkah 1 : mengidentifikasi aktivitas rantai nilai
Langkah 2 : mengembangkan keunggulan kompetitif dengan menurunkan biaya atau menambah nilai
Dalam melakukan hal ini perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal berikut,
1.      Identifikasi keunggulan kompetitif ( kepemimpinan biaya atau diferensiasi )
2.      Identifikasi kesempatan untuk menambah nilai
3.      Identifikasi peluang untuk mengurangi biaya
Kartu skor berimbang dan peta strategi
            Kartu skor berimbang dan peta strategi, yang telah diperkenalkan pada bab 1, merupakan alat-alat utama untuk implementasi strategi. Peta strategi juga digunakan untuk mengimplementasikan strategi, tetapi bertentangan dengan fokus pengukuran kinerja pada BSC, peran utama peta strategi adalah mengembangkan dan mengomunikasikan strategi diseluruh organisasi.
Keuntungan kartu skor berimbang
§  Sarana untuk menelusuri kemajuan terhadap pencapaian tujuan strategis.
§  Sarana untuk mengimplementasikan strategi dengan mengalihkan perhatian manajer pada faktor- faktor penentu kesuksesan yang secara strategis relevan, dan memberikan mereka penghargaan atas pencapaian faktor-faktor ini.
§  Kerangka kerja yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai perubahan organisasi yang diharapkan  dalam hal strategi, dengan memberikan perhatian dan perhargaan atas pencapaian faktor-faktor yang merupakan bagian dari strategi baru, BSC membuat sifat arah perubahan yang diharapkan menjadi jelas bagi seluruh pihak.
§  Alas an yang adil dan obyektif bagi perusahaan dalam menentukan kompensasi dan promosi dari setiap manajer.
§  Kerangka kerja yang mengkoordinasikan seluruh upaya perusahaan untuk mencapai faktor-faktor penentu kesuksesan. BSC memungkinkan manajer untuk melihat bagaimana aktivitas mereka memberikan kontribusi terhadap kesuksesan pihak lain dan memotivasi kerja tim.

Mengimplementasikan kartu skor berimbang
            Untuk dapat mengimplementasikan secara efektif, BSC harus :
§  Memiliki dukungan yang kuat dari manajemen puncak.
§  Secara akurat mencerminkan strategi perusahaan.
§  Mengomunikasikan strategi operasi secara jelas kepada seluruh manajer dan karyawan, yang memahami dan menerima kartu skor.
§  Memiliki proses yang meninjau dan memodifikasi kartu skor sebagai strategi organisasi dan perubahan sumber daya.
§  Dikaitkan dengan system imbal jasa dan kompensasi , manajer dan karyawan memiliki insentif yang jelas yang dikaitkan dengan kartu skor
§  Mencakup proses untuk menjamin keakuratan dan keandalan informasi pada kartu skor.
§  Memastikan bahwa bagian yang relevan dari kartu skor mudah diakses bagi mereka yang bertanggung jawab untuk ukuran, dan bahwa informasi juga aman, hanya tersedia bagi mereka yang berwenang memiliki informasi.
Peta strategi
            Peta strategi merupakan diagram sebab akibat dari hubungan antara perspektif BSC. Begi sebagian besar perusahaan, tujuan akhir dinyatakan dalam kinerja keuangan, dan untuk perusahaan public secara khusus, dalam nilai bagi pemegang saham. Langkah kedua (SWOT dan rantai nilai) menyediakan wawasan lebih luas yang tercermin dalam BSC dan peta strategi. Langkah ketiga adalah untuk mengembangkan peta strategi. Langkah berikutnya adalah menentukan bagaiman cara mencapai dan mengukur tujuan-tujuan tersebut. Langkah terakhir adalah menentukan ukuran tersebut, ketika mencapainya, akan menunjukan kemajuan pada tujuan-tujuanyang diharapkan.
Memperluas kartu skor verimbang dan peta strategi : kesinambungan usaha
            Berkembangnya kepedulian di dunia mengenai pemanasan global, harga bahan bakar yang berubah-ubah, harga komoditas yang tinggi, serta tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, telah menciptakan harapan baru bahwa organisasi menggunakan tiga dimensi kerja perusahaan kinerja social, ekonomi dan lingkungan. Tiga target dikenal sebagai kesinambungan usaha (sustainability), yaitu penyeimbangan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Banyak perusahaan mengelola kesinambungan usaha kepada pemegang saham.
Indikator kepedulian mengenai kesinambungan usaha
            Kepedulian mengenai tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan pada perusahaan diseluruh dunia, dan masalah-masalah tersebut dan menempatkan kesinambungan usaha sebagai bagian dari manajemen risiko perusahaan. Perusahaan dibawah tekanan dari pemerintah dan pemegang saham untuk menggunakan praktik-praktik kesinambungan usaha.
Bagaimana perusahaan meresponnya
            Lima alasan yang paling sering diberikan oleh responden yang disurvei untuk memilih melaporkan tanggung jawab perusahaan adalah (1) pertimbangan ekonomi, (2) pertimbangan etika, (3) inovasi dan pembelajaran, (4) motivasi karyawan, (5) manajemen risiko atau penurunan risiko.
Ukuran-ukuran kesinambungan usaha untuk kartu skor berimbang
            Indikator kinerja lingkungan merupakan faktor-faktor penentu kesuksesan dalam perspektif kesinambungan usaha, yang dikelompokan ke dalam tiga kategori oleh word resource institute:
1.      Indikator operasional yang mengukur potensi tekanan pada lingkungan: misalnya, pemakaian bahan bakar fosil, limbah beracun dan tidak beracun, serta bahan polusi.
2.      Indikator manajemen yang mengukur upaya untuk mengurangi pengaruh lingkungan: misalnya, jumlah jam pelatihan tentang lingkungan.
3.      Indikator kondisi lingkungan yang mengukur kualitas lingkungan: misalnya, kadar kosentrasi polusi udara.
Indikator kinerja social mencakup :
§  Indikator kondisi pekerjaan yang mengukur keselamatan dan peluang bagi pekerja. Contohya, jumlah jam pelatihan dan jumlah cidera.
§  Indikator keterlibatan masyarakat yang mengukur pencapaian diluar perusahaan terhadap masyarakat local dan masyarakat yang lebih luas. Contohnya, darma bakti karyawan dan partisipasinya kepada habitat bagi kemanusiaan.
§  Indikator kedermawanan yang mengukur kontribusi langsung oleh perusahaan dan karyawannya terhadap organisasi sosial.

Sumber : Buku Manajemen Biaya penekanan strategis Edisi 5, Buku 1. Penerbit Salemba Empat

No comments:

Post a Comment