BAB 16
ALOKASI BIAYA : PRODUK
GABUNGAN DAN PRODUK SAMPINGAN
Sebuah perusahaan akan menggunakan
produk gabungan untuk pengolahan suatu barang mentah untuk dijadikan barang
jadi. Terkadang satu jenis barang mentah akan diproduksi menjadi 2 atau lebih
barang jadi dengan menggunakan metode produk gabungan. Dengan menggunakan
metode ini perusahaan akan mempunyai persedian yang banyak dengan biaya
produksi rendah. Dalam permasalahannya ketika pasar sepi barang yang tersedia
di gudang akan menumpuk menjadi banyak dengan adanya hal seperti itu maka
munculah metode produk sampingan.
Sebelumnya kita harus mengetahui
pengertian dari biaya gabungan sendiri. Biaya gabungan adalah biaya proses
produksi yang menghasilkan berbagai produk secara serentak. Maksudnya, ketika
perusahaan hanya mempunyai satu jenis barang mentah saja tetapi dapat
menghasilkan barang produksi yang lebih dari dua jenis. Ada yang disebut Titik
Splitoff yaitu saat yang kritis dalam proses produksi gabungan apabila dua atau
lebih produk dapat diidentifikasi.
Biaya yang dapat dipisahkan adalah
semua biaya manufaktur, pemasaran, distribusi dan sebagainya yang terjadi di
luar titik splitoff yang dapat dibebankan ke setiap produk spesifik yang
diidentifikasi pada titik splitoff. Hal yang menjadi fokus dalam kalkulasi
biaya gabungan adalah pengalokasian biaya ke setiap produk pada titik splitoff.
Output dari proses produksi gabungan
dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori umum yaitu output dengan nilai jual
positif dan output dengan nilai jual nihil. Output dengan nilai jual positif
dapat dinilai dari bagaimana perusahaan dapat terhindar dari biaya. Jika proses
produksi gabungan menghasilkan satu produk dengan total nilai jual yang tinggi,
dibandingkan dengan total nilai jual produk lainnya dari proses tersebut,
produk itu disebut sebagai produk utama.
Jika proses produksi gabungan
menghasilkan dua atau lebih produk dengan total nilai jual yang tinggi
dibandingkan dengan total nilai jual produk yang lainnya, jika ada produk itu
disebut sebagai produk gabungan. Produk yang dihasilkan dari proses produksi
gabungan yang memiliki total nilai jual yang rendah dibandingkan dengan total
nilai jual produk utama atau produk gabungan disebut sebagai produk sampingan.
Perbedaan diantara produk utama, produk gabungan dan produk sampingan dalam
pabriknya sangat tidak terbatas.
Ada beberapa konteks yang
mengharuskan biaya gabungan dialokasikan ke produk atau jasa individual adalah
:
1. Perhitungan
biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan akuntansi keuangan
serta pelaporan kepada otoritas pajak penghasilan.
2. Perhitungan
biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan internal.
3. Pembayaran
kembali biaya kepada perusahaan yang segelintir, tetapi tidak semua produk atau
jasanya dibayar kembali menurut kontrak biaya-plus dengan misalnya agen
pemerintah.
4. Perhitungan
penyelesaian asuransi atas klaim kerusakan yang dilakukan berdasarkan informasi
tentang biaya produk yang dibuat secara gabungan.
5. Regulasi
tarif untuk satu atau lebih produk yang dibuat secara gabungan atau jasa yang
menjadi subjek regulasi harga.
6. Litigasi
di mana biaya produk gabungan merupakan input utama.
Pendekatan untuk
mengalokasikan biaya gabungan
Dua pendekatan yang bisa digunakan
untuk mengalokasikan biaya gabungan
Pendekatan
1 : mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan data berdasarkan pasar
seperti pendapatan. Tiga metode dalam menggunakan pendekatan ini yaitu , metode
nilai jual pada titik splitoff, metode nilai realisasi bersih (NRV), metode NRV
dengan presentase marjin kotor yang konstan.
Pendekatan
2 : mengalokasikan biaya gabungan dengan menggunakan ukuran fisik, seperti
bobot (misalnya, kilogram), atau volume (katakanlah) produk gabungan.
Biaya gabungan tidak memiliki
hubungan sebab-akibat dengan setiap produk karena proses produksi secara
serentak atau simultan menghasilkan beberapa produk. Dalam proses produksi
gabungan yang lebih sederhana, produk gabungan dijual pada titik splitoff tanpa
diproses lebih lanjut.
Metode nilai jual pada
titik splitoff
Metode nilai jual pada titik
splitoff mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan total
nilai jual relatif pada titik splitoff dari total produk tersebut yang dibuat
selama periode akuntansi.
Perhatikan bagaimana metode nilai
jual pada titik splitoff mengikuti kriteria alokasi biaya manfaat yang
diterima. Biaya dialokasikan ke produk sesuai dengan kemampuannya menghasilkan
pendapatan. Metode ini bersifat langsung dan intuitif. Dasar alokasi biaya
dinyatakan dalam istilah denominator umum yang dicatat secara sistematik pada
sistem akuntansi. Untuk menggunakan metode ini, harga jual semua produk harus
ditetapkan pada titik splitoff.
Metode ukuran fisik
Metode ukuran fisik mengalokasikan
biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan bobot, volume, atau ukuran fisik
relatif lainnya pada titik splitoff dari total produk tersebut yang dibuat
selama periode akuntansi. Menurut kriteria manfaat yang diterima, metode ukuran
fisik kurang begitu disukai ketimbang nilai jual pada titik splitoff. Hal ini
disebabkan karena ukuran fisik setiap produk tidak memiliki hubungan dengan
kemampuan menghasilkan pendapatan dari setiap produk tersebut.
Namun ukuran fisik dapat
diperbandingkan bagi semua produk tidaklah selalu mudah untuk memperolehnya.
Penentuan produk mana dari sebuah proses gabungan yang akan dilibatkan dalam
perhitungan ukuran fisik dapat sangat mempengaruhi alokasi ke produk-produk
tersebut. Output yang tidak memiliki nilai jual selalu diabaikan. Sering kali
juga tidak dilibatkan dalam denominator yang digunakan pada metode ukuran fisik
karena nilai jualnya lebih rendah dibandingkan dengan produk gabungan atau
produk utama.
Metode nilai realisasi
bersih (NRV)
Metode Nilai Realisasi Bersih (NRV)
mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan NRV relatif, nilai
jual akhir dikurangi biaya yang dapat dipisahkan, total biaya produk gabungan
yang dibuat selama periode akuntansi. Metode NRV biasanya lebih disukai
ketimbang metode nilai jual pada titik splitoff hanya jika nilai jual satu atau
lebih produk pada titik splitoff tidak tersedia. Metode ini sering kali
diimplementasikan dengan menggunakan asumsi yang sederhana.
Metode NRV dengan
presentase marjin kotor yang konstan
Metode
NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan mengalokasikan biaya gabungan
ke produk gabungan dengan cara sedemikian rupa sehingga presentase marjin kotor
secara keseluruhan sama bagi setiap produk. Berikut adalah langkah-langkahnya :
Langkah
1 : menghitung presentase marjin kotor secara keseluruhan bagi semua produk
gabungan.
Langkah
2 : mengalikan presentase marjin kotor secara keseluruhan dengan nilai jual
akhir total produksi setiap produk untuk menghitung marjin kotor setiap produk
tersebut.
Langkah
3 : mengurangi biaya yang dapat dipisahkan dari total biaya setiap produk yang
akan ditanggung untuk memperoleh alokasi biaya gabungan.
Metode
NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan sangat berbeda dengan dua
metode alokasi biaya gabungan berdasarkan pasar lainnya.
Pemilihan metode
Alasan menggunakan metode
nilai jual pada titik splitoff mancakup :
1. Pengukuran
nilai produk gabungan pada titik splitoff mempunyai alasan agar meraup
pendapatan
2. Tidak
ada antisipasi terhadap keputusan manajemen selanjutnya
3. Ketersediaan
dasar yang umum untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk
4. Kesederhanaan.
Keunggulah
metode NRV dengan presentase marjin kotor yang konstan adalah bahwa metode ini
relatif mudah diimplementasikan.
Akuntansi untuk produk
sampingan
Proses produksi gabungan tidak hanya
dapat menghasilkan produk gabungan dan produk utama tetapi juga produk
sampingan. Meskipun produk sampingan memiliki total nilai jual yang rendah
dibandingkan dengan total nilai jual produk gabungan atau utama, kehadiran
produk sampingan dalam suatu proses produksi gabungan dapat mempengaruhi
alokasi biaya gabungan.
No comments:
Post a Comment